Minggu, 20 Februari 2011

Direktorat Reserse Narkoba

Direktorat Reserse Narkoba Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Utara (Sumut) berkordinasi dengan Polisi Diraja Malaysia terkait penyelundupan sabu seberat 1,085 kilogram (kg) oleh Ainsyiah binti Syamaun,55, yang digagalkan petugas Bea Cukai Bandara Polonia Medan,Jumat (18/2),kemarin. Kordinasi tersebut sebagai tindaklanjut atas pengakuan tersangka Ainsyiah yang mengaku bahwa barang haram tersebut merupakan titipan suami dari keponakannya, Haris,yang tinggal di Bukit Tinggi, Malaysia.

Kami lakukan kordinasi dengan Polisi Diraja Malaysia bagian narkotika untuk menginformasikan bahwa Haris diduga kuat jaringan narkoba dan agar ditangkap,” ungkap Direktur Narkoba Polda Sumut Kombes Pol John Turman Panjaitan kepada SINDO melalui ponselnya kemarin. Turman Panjaitan menambahkan, berdasarkan pengakuan Ainsyiah, warga Desa Pie Geudong, Lhokseumawe, NAD tersebut, dia tidakmengetahuijikadalamprinter merek Canon yang dititipkan kepadanya itu disembunyikan sabu-sabu seberat 1,085 kg.Sabu itu dipecahpecah dalam 15 bungkusan.

Polisi menduga kuat bahwa Haris sengaja memanfaatkan Ainsyiah untuk membawa sabu-sabu tersebut. Apalagi, berdasarkan penuturan Ainsyiah,keponakannya bernama Annisa datang ke rumahnya pada Desember 2010 lalu bersama suaminya Haris. Kedatangan tersebut untuk mengajak dirinya ke Malaysia. Merasa senang, dia pun mengiyakan.Terlebih lagi, segala biaya akomodasi ditanggung keponakannya itu. Singkatnya, pada 19 Januari lalu, Ainsyiah berangkat bersama Haris ke Bukit Tinggi,Malaysia dan tinggal di sana selama satu bulan. Ainsyiah kemudian kembali ke Medan, Jumat (18/2), lewat Bandara Polonia Medan. Dia menumpang pesawat Air Asia QB 8051 tujuan Kuala Lumpur (KUL) – Medan (MES). Berdasarkan tiketnya, pemilik paspor W44069 itu duduk di bangku 27E,dengan membawa barang titipan Haris berupa printer merek Canon.

Haris sendiri telah berpesan kepadanya agar barang itu diserahkan kepada Azhari. ”Sementara Azhari sendiri mengaku tidak tahu. Dia hanya disuruh menjemput Ainsyiah di Polonia, setelah di-SMS (short message service) Haris,”tandasnya. Turman mengatakan, dalam hal ini,mereka masih kesulitan untuk menetapkan Azhari menjadi tersangka.Meski demikian,proses pendalaman penyelidikan juga masih dilakukan terhadap pria berperawakan tambun itu. Untuk sementara, Azhari dijadikan saksi atas tersangka Ainsyiah, sebagai orang yang disuruh Haris menjemputnya di Bandara Polonia Medan. ”Dalam waktu 3x24 jam dari proses penangkapan Azhari, harus ditentukan statusnya.

Selama itu, kita harus ada bukti yang kuat kalau menetapkannya sebagai tersangka. Sekarang ini pembuktiannya masih sangat sumir sekali,”paparnya. Ia berjanji akan menuntaskan kasus penyelundupan narkoba jenis sabu-sabu tersebut.Pengakuan tersangka Ainsyiah tentang ketidaktahuannya mengenai barang titipan suami keponakannya yang berisi sabu-sabu akan tetap diproses.” Apa pun alasannya, dia kedapatan membawa barang itu.Pengadilan nanti yang membuktikannya. Kita akan sidik sampai tuntas,” tuturnya.

Penyidik menjerat tersangka Ainsyiah dengan Pasal 113 UU Narkotika nomor 35 tahun 2009 tentang mengimpor narkotika dari luar negeri dengan ancaman hukuman kurungan penjara minimal 5 tahun dan maksimal 20 tahun. Seperti diketahui sebelumnya, Ainsyah binti Syamaun,55,tertangkap membawa sabu 1,085 kg setelah turun dari pesawat Air Asia tujuan Kuala Lumpur – Medan di Bandara Polonia, Medan, Jumat (18/2) pukul 10.30 WIB. Ainsyah, perempuan kelahiran Desa Pie Geudong,Lhokseumawe, NAD, ditangkap bersama penjemputnya bernama Azhari oleh petugas Bea Cukai Bandara Polonia Medan bernama Putra.

Sabu seberat 1,085 kg bernilai miliaran rupiah tersebut diamankan setelah terdeteksi melalui mesin X-Ray di terminal kedatangan internasional, yang disembunyikan dalam kotak printer merek Canon. Demikian catatan online Setan Internet tentang Direktorat Reserse Narkoba.

Drainase

Drainase masih menjadi salah satu persoalan utama di Kota Medan.Banyaknya genangan air di kawasan perkotaan menunjukkan Pemerintah Kota (Pemko) setempat belum maksimal menanganinya. Pengamat lingkungan dari Universitas Sumatera Utara (USU) Jaya Arjuna mengatakan, penanganan drainase selama ini terkesan tidak fokus dan masih menggunakan sistem tradisional atau pengorekan.

Seharusnya, pembersihan drainase menggunakan alat yang cukup canggih, seperti alat sedot lumpur. ”Ini karena tidak ketikdamampuan Wali Kota bersama jajarannya. Itu sebabnya genangan air masih terlihat di mana-mana. Main korek pula, mainkanlah sedot lumpur, biar bersih semua,” ucap Jaya Arjuna kemarin. Dia juga mengaku tidak sepakat bila drainase primer atau sungai yang dangkal dijadikan alasan penyebab genangan air.

Menurut dia, alasan ini digunakan Pemko Medan hanya untuk menghindar dari tanggung jawab. Sebab, belum tentu semua drainase primer salah. ”Kalau sungai tidak penuh, tapi drainase tertier dan sekunder tergenang, apa salah primernya. Tidaklah. Beda kalau sungai penuh dan tidak mampu menampung air. Jadi, tidak semua salah sungai terlalu dangkal. Kalau tidak mampu bilang saja,”tegasnya. Jaya menegaskan,seharusnya Kota Medan tidak terkena banjir atau genangan air.Sebab,Medan mempunyai empat sungai, yakni Deli,Babura,Belawan,dan Percut.

Selain itu, masih ada tujuh sungai drainase primer, yakni Sungai Bedera, Batuan, Sungai Putih, Sulang Saling, dan lainnya.Drainase primer ini didukung dengan drainase tertier dan sekunder yang mengelilingi Kota Medan. ”Medan juga berada 25 meter di atas permukaan laut. Berbeda dengan Jakarta, Semarang, dan Surabaya, yang berada 0 di atas permukaan laut,”pungkasnya. Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Medan Ikhrimah Hamidy mengatakan,selama ini pengerjaan pengorekan drainase seharusnya dilakukan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) maupun pusat sehingga tidak salah dan menunjukkan hasil. Masalahnya, selama ini koordinasi tidak dilakukan.

Akibatnya, pengerjaan drainase tidak menunjukkan hasil dan terkesan hanya membuang-buang anggaran.”Kurangnya koordinasi membuat pengerjaan tidak maksimal selama ini,”ujarnya. Dia menambahkan, sebenarnya 70% masalah banjir di Kota Medan disebabkan oleh sampah yang terus menerus menumpuk di drainase. Selain itu, anggaran penanganan infrastruktur dan rehabilitasi drainase tidak signifikan. ”Lihat saja hujan sedikit, langsung banjir di mana-mana,” tambahnya. Selain itu,permasalahan banjir juga disebabkan tidak tegasnya penegakan hukum. Meskipun sudah aturan yang mengatur bahwa siapa pun yang membuang sampah sembarangan akan didenda Rp1 juta hingga Rp5 juta,buktinya tidak ada pelaku yang dikenakan sanksi.

Direktur Lembaga Pengkajian Permukiman dan Pengembangan Kota (LPPK) Rafriandi Nasution mengatakan,persoalan drainase di Medan cukup komplit. Meskipun sudah ada peta drainase lewat Medan Metropolitan Urban Development Project (MMUDP),dokumen drainasenya tidak ditemukan. ”Bahkan, tidak ada yang berani mengatakan itu ada atau di mana sekarang,”bebernya. Menurut dia, ke depan, pihak terkait harus saling koordinasi dan bekerja sama untuk mengatasi persoalan drainase, yakni Dinas Bina Marga Pemko Medan sebagai pelaksana kegiatan,DPRD sebagai pengawas,dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) sebagai perencana dan pengguna anggaran.

Dengan begitu, penganannya akan fokus dan anggarannya tidak menurun.”Bila ini sudah berjalan, tinggal pembuatan regulasinya dan di dalamnya diatur pengembangan wilayah dan permukiman,” tuturnya. Rafriandi menambahkan, persoalan lain yang juga dihadapi dalam penanganan drainase di Kota Medan yakni minimnya birokrat yang menguasai persoalan drainase. Selain itu, koordinasi wali kota dengan jajarannya tidak maksimal, dan kegiatan pembersihan drainase juga masih minim. Sampah masih selalu menjadi keluhan masyarakat. ”Sumber resapan air juga tidak dimiliki setiap rumah,” tuturnya. Kepala Bidang Drainase Dinas Bina Marga Pemko Medan Windi mengatakan,selama ini pengerjaan drainase sudah dilakukan.

Menurut dia,tidakperlubanyaksistemuntuk menangani masalah itu. Cukup koordinasi untuk pembagian pihakpihak yang mengerjakan di hulu, tengah, dan hilir. ”DPRD Medan diharapkan mau mengundang Badan Wilayah Sungai (BWS) sebagai pengelola sungai di Kota Medan.Dengan begitu,jelas semua pembagian tugasnya,”bebernya. Demikian catatan online Setan Internet tentang Drainase.

Axis Road to Java Jazz 2011

Axis kembali menggelar ”Axis Road to Java Jazz 2011” di 31 kota di Indonesia, termasuk Kota Medan.Acara festival jazz itu digelar di Merdeka Walk sejak kemarin hingga hari ini. Head of Corporate Communication Axis Anita Avianty mengungkapkan, festival jazz itu digelar untuk mencari bakat musisi muda di Indonesia. Kegiatan ini merupakan ketiga kalinya dilangsungkan di Aceh, Medan, Palembang, Bengkulu, Jakarta, Bogor,Bekasi, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Pontianak, Makasar, dan kota lainnya.

Satu grupbandpemenangdarisetiapkota akan dibawa ke Jakarta untuk bisa tampil di salah satu panggung festival berskala internasional terbesar dan terbaik di Indonesia,yakni International Java Jazz Festival 2011. ”International Java Jazz Festival 2011 akan digelar pada 4-5 Maret 2011 mendatang.

Grup band yang menang akan mendapatkan akomodasi selama berada di Jakarta dan mendapatkan hadiah jutaan rupiah,”ungkapnya kemarin. Dia menuturkan, sejak digelar, festival musik jazz itu telah membuahkan hasil yang cukup membanggakan. Tidak sedikit peserta yang menjuarai festival tersebut masuk ke dapur rekaman. Salah satunya yakni Ade Irawan, bakat muda yang ditemukan dalam ajang AxisRoadtoJava Jazz2009.”Sebagai musisi muda yang memiliki keterbatasan penglihatan, Ade membuktikan dirinya tidak kalah dengan musisi kelas dunia dan berhasil tampil di Axis Java Jazz 2011”ungkapnya. Anita menambahkan, berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini kompetisi dibagi ke dalam dua kategori,yakni pelajar dan umum.

Pendaftaran peserta telah dibuka sejak 24 Januari hingga 26 Februari lalu di tempat-tempat yang telah ditunjuk di setiap kota, seperti di Axis Shop,dan radio rekanan. ”Untuk mengikuti kompetisi ini, peserta cukup menunjukkan nomor Axis yang masih aktif dan melakukan isi ulang Axis mereka sebesar Rp10.000 per orangnya,”paparnya. Area Manager Axis Medan Lasdri Sibarani mengungkapkan,ada 57 peserta yang mengikuti ajang festival musik jazz di Kota Medan. Sebanyak 26 peserta berasal dari kategori pelajar dan 31 merupakan grup band dari kategori umum. Festival musik jazz digelar dua hari di Medan.Hari pertama merupakan audisi,sedangkan hari kedua seluruh peserta yang berhasil melewati audisi akan diadu, baik dari Aceh, Batam, Padang, dan Pekan Baru.

Setiap peserta diwajibkan membawa satu buah lagu pada saat audisi dan dua buah lagu ketika final. Penilaian peserta dilakukan oleh tim juri yang profesional di bidangnya, seperti dari Java Jazz Production dan juga perwakilan dari Axis.Selain itu,jumlah pooling SMS yang masuk selama acara berlangsung juga menjadi penentuan pemenang. ”Dewan juri memberikan porsi penilaian sebesar 60%, sedangkan 40% lagi berasal dari pooling SMS,”ungkap Lasdri. Lasdri menambahkan, ajang festival musik jazz itu merupakan kesempatan terbaik bagi musisi muda untuk menunjukkan bakatnya. Bagi musisi muda yang ingin tampil di International Java Jazz Festival,ajang ini menjadi cara Axis untuk membantu mewujudkannya.

Acara ini juga merupakan komitmen Axis untuk selalu memberikan yang terbaik, tidak hanya bagi pelanggan setianya,namun juga untuk seluruh masyarakat. Selama tiga kali berturut-turut Axis berpartisipasi sebagai title sponsor di ajang musik Axis Jakarta International Java Jazz Festival. Demikian catatan online Setan Internet tentang Axis Road to Java Jazz 2011.

Sabtu, 12 Februari 2011

Pemerintah Amerika Serikat menaruh perhatian

IDwebhost.com Trend Hosting Indonesia ~> Pemerintah Amerika Serikat menaruh perhatian lebih kepada Sumsel. Bahkan negara adikuasa itu siap bekerjasama dengan Sumsel diberbagai bidang.

Hal itu terungkap dalam pertemuan antara Gubernur Sumsel H Alex Noerdin dengan Konsulat Jenderal (Konjen) Amerika Serikat, Stanley Harsha beserta rombongan di Griya Agung, Kamis (10/2) malam sekitar pukul 20.00 WIB. Dalam pertemuan tersebut, Konjen AS Stanley Harsha menyampaikan pesan dari Duta Besar AS di Indonesia yang menyatakan AS siap bekerjasama diberbagai bidang dengan Provinsi Sumsel. Tidak hanya dibidang perdagangan, pertambangan, pariwisata dan industri, kerjasama bidang olahraga dan pendidikan pun ditawarkan pihak AS. “Kita sangat menyambut baik dengan adanya kunjungan Konjen AS ke Sumsel ini.

Ini artinya Sumsel merupakan salah satu daerah yang dilirik AS untuk berinvestasi dan ini merupakan sebuah kebanggaan bagi kita masyarakat Sumsel,”ujar Alex seusai menerima kunjungan Konjen AS. Jika tidak ada halangan, lanjut Alex, pada bulan April mendatang, Duta Besar AS untuk Indonesia Scot Marciel akan datang ke Sumsel guna melakukan penjajakan kerjasama dengan Sumsel. ”Nanti mereka juga akan mengadakan lomba entrepreneurship challengger untuk mahasiswa se-Sumsel. Lomba ini akan dibuka langsung Dubes AS untuk Indonesia,”terang Alex. Sementara itu Asisten Bidang III Kesra Pemprov Sumsel Aidit Aziz menambahkan, Pemprov Sumsel akan menindaklanjuti pertemuan dengan Konjen AS tersebut.

”Kontribusi AS selama ini di Sumsel cukup baik, khususnya di bidang pendidikan.Mereka setiap tahun mengirim tiga sampai empat tenaga pendidik mereka untuk mengajar di universitas di Sumsel. Kita harapkan kerjasama ini akan terus berjalan dengan baik, terlebih untuk mendukung pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Sumsel,” ungkap Aidit kemarin di Kantor Pemprov Sumsel.